Apa Itu Frozen Shoulder?
Frozen shoulder atau dikenal dengan istilah medis adhesive capsulitis adalah kondisi yang menyebabkan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Kondisi ini berkembang secara bertahap, memuncak, dan kemudian mereda, biasanya berlangsung selama satu hingga tiga tahun.
Meskipun penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami, kondisi ini sering dikaitkan dengan periode imobilisasi atau penyakit tertentu.
Gejala Frozen Shoulder
Gejala utama dari frozen shoulder adalah kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Ada tiga tahap perkembangan kondisi ini:
- Tahap Pembekuan (Freezing Stage): Pada tahap ini, nyeri bertambah secara bertahap, menyebabkan gerakan bahu terbatas. Nyeri biasanya memburuk di malam hari.
- Tahap Beku (Frozen Stage): Pada tahap ini, nyeri mungkin mulai mereda, tetapi kekakuan bahu tetap ada. Gerakan bahu menjadi sangat terbatas dan aktivitas sehari-hari menjadi sulit.
- Tahap Pencairan (Thawing Stage): Pada tahap ini, rentang gerak bahu secara bertahap mulai kembali ke normal. Nyeri juga berangsur-angsur menghilang.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti dari frozen shoulder belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini:
- Diabetes: Orang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena frozen shoulder.
- Imobilisasi Bahu: Cedera atau pembedahan yang memerlukan periode imobilisasi dapat menyebabkan frozen shoulder.
- Penyakit Lain: Kondisi medis seperti penyakit tiroid, penyakit kardiovaskular, dan Parkinson juga dikaitkan dengan frozen shoulder.
Diagnosis Frozen Shoulder
Diagnosis frozen shoulder dilakukan melalui evaluasi klinis oleh dokter. Pemeriksaan fisik untuk menilai rentang gerak bahu dan tes pencitraan seperti X-ray atau MRI mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa.
Pengobatan Frozen Shoulder
Pengobatan bertujuan untuk meredakan nyeri dan mengembalikan mobilitas bahu. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi:
- Fisioterapi: Latihan peregangan dan penguatan untuk mengembalikan rentang gerak bahu.
- Obat Pereda Nyeri: Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.
- Injeksi Kortikosteroid: Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi bahu dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.
- Manipulasi Bawah Anestesi: Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan manipulasi bahu saat pasien di bawah anestesi untuk mengembalikan mobilitas.
- Pembedahan: Jika metode pengobatan lain tidak berhasil, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan jaringan parut dan adhesi di dalam sendi bahu.
Pencegahan Frozen Shoulder
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena frozen shoulder meliputi:
- Aktivitas Fisik Teratur: Melakukan latihan bahu secara teratur untuk menjaga rentang gerak.
- Menghindari Imobilisasi Berkepanjangan: Jika mengalami cedera atau pembedahan bahu, penting untuk mulai menggerakkan bahu secepat mungkin sesuai dengan petunjuk medis.
- Mengelola Kondisi Medis: Mengelola penyakit yang dapat meningkatkan risiko frozen shoulder, seperti diabetes dan penyakit tiroid.
Frozen shoulder adalah kondisi yang menyakitkan dan membatasi gerakan bahu. Meskipun penyebab pastinya masih belum jelas, ada beberapa faktor risiko yang diketahui. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi nyeri dan memulihkan mobilitas bahu.
Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait penyakit, obat, suplemen, vaksin, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengakses laman https://pafiruteng.org/ sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).